Amal Istimewa pada Hari Arafah bagi yang Tidak Sedang Haji
Amal
Istimewa Hari Arafah | Hari Arafah merupakan hari yang istimewa. Pada
tanggal 9 Dzulhijjah ini jama'ah haji sedang menjalankan wukuf di Arafah,
sebuah rukun haji yang bisa disebut paling inti. Lalu bagaimana dengan kita
yang tidak sedang menjalankan ibadah haji? Berikut ini beberapa amal istimewa
yang perlu dilakukan oleh umat Islam yang tidak sedang pergi Haji pada hari
Arafah ini:
1. Puasa Arafah
Amal istimewa pada hari Arafah yang memiliki keutamaan luar biasa adalah puasa
Arafah. Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang sangat dianjurkan, sunnah
muakad. Diantara keutamaan puasa Arafah adalah dihapuskannya dosa selama dua
tahun:
سُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَةَ
Rasulullah
SAW pernah ditanya tentang puasa hari Arafah, beliau
menjawab, “Puasa itu menghapus dosa satu tahun yang lalu dan satu tahun
berikutnya.” (HR. Muslim)
Selain dihapuskannya dosa satu tahun sebelumnya dan satu tahun sesudahnya,
puasa Arafah juga memiliki keutamaan lain. Selengkapnya bisa dibaca di artikel
3
Keutamaan Puasa Arafah
2. Berdoa / Memperbanyak Doa
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Sebaik-baik
do’a adalah do’a pada hari Arafah." (HR. Tirmidzi, hasan)
Para ulama menjelaskan bahwa maksud
sebaik-baik doa pada hadits tersebut adalah doa pada Hari Arafah paling cepat
dipenuhi/dikabulkan Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Oleh karena itu, mari kita perbanyak doa pada hari Arafah. Doa apa yang dibaca?
Terserah Anda. Tidak ada batas khusus. Anda bisa berdoa untuk kebaikan akhirat,
juga bisa untuk kebaikan dunia. Namun sebaiknya Anda tidak meninggalkan doa untuk
dijaga/diselamatkan Allah dari neraka karena Arafah adalah hari pembebasan dari
neraka.
مَا مِنْ يَوْمٍ أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ
مِنْ يَوْمِ عَرَفَةَ
“Di
antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka adalah hari
Arafah” (HR. Muslim)
3. Memperbanyak Dzikir
Amal istimewa lainnya pada hari Arafah adalah memperbanyak dzikir, khususnya
yang diajarkan Nabi. Dalam hadits riwayat Tirmidzi di atas, setelah menyebutkan
sebaik-baik doa adalah pada hari Arafah, beliu menunjukkan sebaik-baik
ucapan/dzikir, yaitu membaca :
لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ
وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
Artinya:
Tidak ada Ilah kecuali Allah semata, tidak ada sekutu bagi-Nya. MilikNyalah
segala kerajaan dan segala pujian, Allah Maha Menguasai segala sesuatu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
خَيْرُ الدُّعَاءِ دُعَاءُ يَوْمِ عَرَفَةَ وَخَيْرُ مَا قُلْتُ أَنَا وَالنَّبِيُّونَ
مِنْ قَبْلِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ
وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ
“Sebaik-baik
yang kuucapkan, begitu pula diucapkan oleh para Nabi sebelumku adalah ucapan
“Laa ilaha illallah wahdahu laa syarika lah, lahul mulku walahul hamdu wa huwa
‘ala kulli syai-in qadiir” (HR. Tirmidzi, hasan)
Keempat: Puasa pada hari
Arafah akan mengampuni dosa dua tahun. Dari Abu Qotadah, Nabi
shallallahu
‘alaihi wa sallam bersabda,
صِيَامُ يَوْمِ
عَرَفَةَ أَحْتَسِبُ عَلَى اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
وَالسَّنَةَ الَّتِى بَعْدَهُ وَصِيَامُ يَوْمِ عَاشُورَاءَ أَحْتَسِبُ عَلَى
اللَّهِ أَنْ يُكَفِّرَ السَّنَةَ الَّتِى قَبْلَهُ
“
Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu
dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa
setahun yang lalu” (HR. Muslim no. 1162).
Kelima: Hari Arafah
adalah hari pengampunan dosa dan pembebasan dari siksa neraka. Dari ‘Aisyah, ia
berkata bahwa Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا مِنْ يَوْمٍ
أَكْثَرَ مِنْ أَنْ يُعْتِقَ اللَّهُ فِيهِ عَبْدًا مِنَ النَّارِ مِنْ يَوْمِ
عَرَفَةَ وَإِنَّهُ لَيَدْنُو ثُمَّ يُبَاهِى بِهِمُ الْمَلاَئِكَةَ فَيَقُولُ مَا
أَرَادَ هَؤُلاَءِ
“
Di antara hari yang Allah banyak membebaskan seseorang dari neraka
adalah hari Arofah. Dia akan mendekati mereka lalu akan menampakkan keutamaan
mereka pada para malaikat. Kemudian Allah berfirman: Apa yang diinginkan oleh
mereka?” (HR. Muslim no. 1348).
Allah pun begitu bangga dengan orang yang wukuf di Arafah. Dari ‘Abdullah
bin ‘Amr bin Al ‘Ash, ia berkata bahwa Nabi
shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ
عَزَّ وَجَلَّ يُبَاهِى مَلاَئِكَتَهُ عَشِيَّةَ عَرَفَةَ بِأَهْلِ عَرَفَةَ
فَيَقُولُ انْظُرُوا إِلَى عِبَادِى أَتَوْنِى شُعْثاً غُبْراً
“
Sesungguhnya Allah berbangga kepada para malaikat-Nya pada sore Arafah
dengan orang-orang di Arafah, dan berkata: “Lihatlah keadaan hambaku, mereka
mendatangiku dalam keadaan kusut dan berdebu” (HR. Ahmad 2: 224. Syaikh
Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa sanadnya tidaklah mengapa).